(Drabble) Painless With Our Love

Judul               :  Painless With Our Love

Main Cast        : Sunny (Snsd), Lee Sungmin (Super junior)
Author             : Meiliyani
Type                 : Drabble
Genre               :Romance, angst, sad

saya bawain Drabble Sunsun sebelum saya akan fokus buat Uas. doakan saya sukses ya. kalau nilai bagus, ff cepat saya post :D doakan ya hahaha. jangan lupa Rcl ;)



Gaun pernikahan melekat ditubuh Lee Sunkyu. Yeoja itu hanya menatap kosong kaca rias didepannya. Padahal hanya tinggal menunggu menit saja, yeoja itu akan menikah. Tidak ada rasa bahagia di benaknya, matanya hanya menerawang. Tanpa memperdulikan tubuhnya yang sudah sangat indah dengan balutan gaun pernikahan yang tampak sempurna.

"Sunkyu-ah kajja, WooHyun sudah menunggumu dialtar sayang" Sunny menoleh kebelakang, dengan senyuman manis, padahal dia tau hatinya benar-benar berkecamuk.

Dengan sangat berhati-hati Sunny sedikit mengangkat bagian bawah gaunnya, dan berjalan pelan mendekati appanya, lalu menerima uluran tangan appanya. Mereka berjalan beriringan. Sunny tampak mempesona, ketika kaki indahnya melintas diatas karpet merah yang terhampar di lintasannya menuju altar.

Mungkin orang akan mengiranya bahagia dengan pernikahannya. Apalagi wajah Sunny, selalu memancarkan senyuman kebahagiaan. Lalu bagaimana dengan perasaan Sunny sendiri? Apakah benar dia bahagia. Apakah orang tau isi didalam hatinya?. Kesedihan itulah yang ada didalam hatinya.

Sunny menghembuskan nafas kecil dan kesedihannya tambah menjadi-jadi. Saat melihat seorang namja tengah duduk diantara para keluarganya dan teman-temannya untuk menyaksikan acara sakral tersebut. Namja itu tersenyum kecil, kepalanya mengangguk kecil mengisyaratkan 'Kau harus kuat'

Sunny membalas anggukan kecil tersebut. Tak terasa tubuh mungilnya sudah berada didepan altar. Tangan kekar WooHyun bersiap menggenggam tangan Sunny, Appa Sunny dengan senang hati menaruh telapak tangan Sunny, diatas telapak tangan WooHyun.

Sunny dan WooHyun saling berhadapan diantara pastor dan para tamu yang datang.

Sunny menoleh kembali ke antara tempat duduk. Matanya menatap lekat seorang namja yang sedang tersenyum kearahnya. Dia tau senyuman namja itu tidak sama dengan hati namja itu. Jujur saja rasanya perih sekali menerima kenyataan seperti ini. Terpisah karena sebuah pertentangan dengan orang tua.

Rasanya tidak tega sekali dia melihat namja itu ada disana. Mengapa tuhan tidak membiarkan mereka bersatu. Mengapa harus seperti ini. Takdir memang punya kuasa tangan yang kuat.

Pastor mulai membacakan senandungan kutipan-kutipan yang berada didalam alkitab. Detak jantung Sunny tidak teratur. Padahal WooHyun tampak menikmati adat sakral ini. Namja itu memang menerima Penikahan ini.

"Lee Sunny maukah kau menerima Nam WooHyun sebagai suamimu. Dan selalu bersatu walaupun ajal memisahkan kalian?" Kini sang pastor memandang Sunny lekat.

Sunny memejamkan matanya. Rasanya mengucapkan kata 'Aku Bersedia' sulit sekali. Lidahnya terasa kelu. Luka dihatinya semakin sakit.

Kembali dia memalingkan matanya kearah para tamu yang datang. Matanya sedikit heran saat melihat kursi namja itu kosong. Bilik matanya terus bergerak tak tentu arah, mencari bayangan namja itu. Sampai akhirnya mata pekatnya menemukan Namja itu berada didepan pintu masuk gereja dan tengah tersenyum kearahnya. Lalu kepalanya mengangguk seolah mengatakan 'Terima Dia Sunny'

Sunny kembali menatap Pastur yang tengah menunggu jawabannya. Dia tersenyum kecut.

"Aku tidak menerimanya..." Seketika ucapannya membuat seisi gereja riuh. Termasuk namja yang tengah berdiri didepan pintu masuk gereja dan sekarang tampaknya dia termangu mendengar ucapan Sunny.

Sunny melempar bunga ditangannya kesembarang arah. Dan berlari menuju Namja yang tengah berdiri didepan pintu keluar. Dia langsung memeluk namja itu.

"Aku mencintai Sungmin bukan WooHyun" pintanya lalu kembali memeluk Sungmin. Sungmin mengaku sebelum akhirnya dia membalas pelukan Sunny. Dia dapat merasakan Sunny tengah menangis sekarang.

"Aku tidak bisa memberikan hatiku pada orang lain. Hatiku hanya untukmu Oppa. Jebbal bantu aku sekarang. Agar bisa bersamamu selamanya" bisiknya masih dengan isak tangis. Rasa lega dan rasa takut melekat menjadi satu dibatinnya.

Sungmin mengelus puncak kepala Sunny. Namja itu tersenyum.

"Gomawo Sunny-ah. Baiklah ayo kita bertanggung jawab sekarang. Chh kau ini nakal sekali. Bagaimana bisa kau menolaknya dan sekarang berlari kearahku" sungmin tertawa kecil.

♥♥♥

"Appa bagaimana keadaan eomma sekarang?" Seorang anak perempuan kini tengah berdiri disamping sang appa yang terlihat gelisah.

"Miina Sayang tenang ya. Sekarang tunggulah sebentar. Eomma baik-baik saja. Kau tau sebentar lagi kau akan memiliki adik" Sang Appa menggendong anak perempuan manis tersebut. Lalu mencium dahinya.

"Miina-ah! Sungmin!" Keduanya menoleh saat merasa ada yang memanggil nama keduanya.

"Halmeoni!" Miina Turun dari gendongan Sungmin dan berlari kearah Eomma Sunny.

Dengan sigap Eomma Sunny menggendong cucu perempuannya itu.

"Sungmin bagaimana keadaan Sunny?"

"Entahlah eomma. Dokter tidak mengijinkan aku berdiri disampingnya" jawaban Sungmin terdengar sangat cemas sekali.

"Permisi dimana suaminya Nyonya Lee Sunny?" Seorang suster keluar dari ruang operasi.

"Saya Suster" Sungmin mendekati suster tersebut.

"Istri anda melahirkan seorang bayi laki-laki kembar" sang suster tersenyum ramah kearah Sungmin. Eomma Sungmin dan Sungmin langsung menatap tajam suster tersebut.

"Mwo? Cucu keduaku kembar. Aigoo bahagianya!" Seru eomma Sunny senang. Yeoja paruh baya itu mencium pipi Miina berkali-kali.

"Sekarang bisakah saya menemui istri saya?"

"Tentu tapi hanya bisa anda sendirian. Sisanya harap menunggu sebentar"

Sungmin segera masuk. Dan mendapati istrinya tengah memeluk putra kecil mereka. Sungmin tersenyum bahagia. Dia mencium dahi Sunny. Lalu menggendong salah satu dari putranya.

"Lee Kyungmin, dan Lee KwangHyun" pintanya sambil menciumi pipi putranya.

Suster kembali menggendong kedua putra mereka. Dan membawa putra kembar mereka keruangan lain untuk dibersihkan kembali. Kini tinggal Sunny dan Sungmin berdua diruangan tersebut.

Sungmin membelai rambut Sunny sayang. Tak henti-hentinya dia tersenyum kearah istrinya tersebut. Tak lama dia mendekatkan wajahnya kearah wajah Sunny.

'Chu'

Bibirnya menempel sempurna diatas bibir Sunny. Sungmin melepaskan tautan bibir mereka.

"Aku sangat mencintaimu Sunny-ah" ujar Sungmin sambil membelai pipi istrinya

"Nado Oppa"

"Aku bersyukur. Ternyata seperti ini jalan yang diberikan tuhan agar kita bersatu. Aku bersyukur ternyata engkalah ibu dari anak-anakku saat ini. Saranghae Sunny-ah" Sungmin mengecup dahi istrinya.

"Aku memang selalu menjadi milikmu oppa"

'Kau membuatku menangis, kau membuatku tersenyum, kau juga yang membuatku merasa nyaman. Segalanya tentangmu membuatku selalu merindukanmu.Kebersamaan yang kita dapatkan memang penuh perjuangan, tapi itulah cinta sakit memang tapi asalkan kita bisa bersama, aku yakin itu akan terasa mudah.'

Aku mencintaimu .......

Sebuah hadiah manis untukku ....

Adalah dirimu .....

Saranghae .........
                                                                         End

Kembali lagi saya dengan ficlet gaje ini. Ayo-ayo dicomment atuh... *Lari