Wednesday, November 28, 2012

I Don't Wanna Hurt You (2 of 2)







Judul               :  I Don’t Wanna Hurt You

Main Cast        : Im Yoona Ah (Snsd), Lee Donghae (Super junior)
Author             : Meiliyani
Rating                : General
Genre              :Romance and Sad
DON’T BE SILENT READERS! REMEMBER THAT I ASSUME YOUR SIN !

Donghae hanya bisa terdiam. Matanya tak sanggup lagi menahan air mata yang akan menetes sebentar lagi. Rasanya pedih sekali. Tidak bisakah yeoja itu mendengar penjelasannya dulu. Mengapa yeoja itu bersikap semaunya, tanpa memikirkan perasaannya.
I Don’t wanna make you hurt.


Ini sudah kelima kalinya Donghae terus memandangi kertas ditangannya lalu membuangnya, mengambilnya lagi, melihatnya, dan lagi-lagi membuangnya.

Dasi dikerah bajunya sudah tidak berbentuk lagi. Pikiran yang sudah terus bersarang didalam otaknya selama 5 bulan ini membuat namja itu semakin hari semakin terlihat tua, pasalnya pikiran itu terus membuatnya stress bahkan menangis. Hidup tanpa kepastian dari berliannya membuat namja itu seperti tidak ada semangat untuk hidup. Dia bekerja semata-mata hanya untuk meyakinkan kedua orang tuanya, agar tidak terlalu mencemaskan dirinya.

-Drrrt…Drrrt-

Donghae melirik Handphone Android diatas mejanya yang terus bergerak kecil karena getaran yang ditimbulkan dari Handphone itu sendiri.
“Eoh.. Yeoboseyo aboeji” sapa Donghae.
Appa Donghae yang berada diseberang sana nampaknya tersenyum kecil mendengar suara buah hatinya yang begitu dewasa.
“Bagaimana kabarmu nak?”
Donghae menyenderkan kepalanya ditempat duduknya menutup matanya sejenak.
“Tidak terlalu baik aboeji.. Kabarmu?” Tanya Donghae balik.
“Kabarku baik.. Kau mau oleh-oleh apa dari china?”
Donghae terkekeh kecil. Ayahnya masih bersikap seperti itu, sikap yang selalu ditunjukkannya ketika Donghae masih kecil.
“Chhh appa.. Kau masih menganggapku putra kecilmu eoh? Yah umurku sudah tidak kecil lagi Appa” Terdengar tawa dari seberang sana nampaknya appanya sedang tertawa sekarang.
“Mianhae nak.. Hey ku dengar kau cukup sibuk mengurusi perusahaan kita. Bagaimana kalau kau berlibur?”
“Tapi pekerjaanku masih banyak sekali appa. Bagaiman bisa kau menyuruhku berlibur. Aku tidak suka menunda-nunda pekerjaan appa”
“Tenang saja nak. Semua itu akan appa urusi. Jadi ketika kau kembali dari liburmu kau hanya tinggal menunggu kerjaan baru, bagaimana kau mau berlibur? Appa tidak ingin melihat wajahmu nampak tua Hae”
Donghae terdiam sejenak. Menimang-nimang tawaran yang sangat baik itu dari Appanya. Tak lama semburat senyum nampak diwajah Donghae.
“Baiklah aku mau appa”
“Oke sekarang appa akan menelepon seketaris Jung untuk mengurusi tiket berliburmu ke Jeju”
“Ne appa.. Gomawo”
“Ne cheonma.. Anggap saja ini hadiah dariku”
••••
Donghae terus menggeret koper silver mininya. Langkah mantap terus menyusuri bandara. Dengan  kaca mata hitam terus bertengger di hidungnya dan Senyum manis terpampang diwajahnya membuat namja itu tampak tampan sekali. Tak jarang yeoja-yeoja melirik kearahnya.
Donghae melambai kearah sebuah mobil sport berwarna Hitam.
“Siwon!” Pekiknya.
Lelaki bertubuh tegap tersebut langsung melambai kearahnya, memamerkan senyumnya yang manis.
••••••••
“Lee Seunggi-ssi ini Im Yoona Ah”
Yoona membungkuk sopan. Menyusul namja dihadapannya pun ikut membungkuk sopan. Keduanya sama-sama melemparkan senyuman ramah. Sembari bersalaman.
“Bukannya kau istri dari direktur Lee Chorp *Ngarang-,-* Lee Donghae bukan?” Tebak Lee Seunggi.
Yoona tersenyum lalu membungkuk sopan.
“Ne” jawabnya pelan.
“Begini saya tertarik untuk menyewa resort megah anda ini untuk dipakai buat pergelaran festival seni disini”
“Oh bisa. Kalian bisa menyewa resort kami.” Yoona tersenyum ramah.
“Mmh… Bisakah Yoona-ssi menunjukkan saya fasilitas-fasilitas yang terdapat didalam resort ini.”
“Tentu.. Silahkan” Yoona dan Lee Seunggi memulai tur kecil mereka. Di resort megah yang baru dua bulan dibuka itu.
••••••••
“Cih kau bilang apa? Aku senang. Yak bagaimana bisa aku senang sedangkan istriku meninggalkan aku tanpa kepastian” Geram Donghae sembari menutup matanya.
Siwon terkekeh kecil. Namja itu terlihat santai sekali menyetir mobilnya.
“Kapan kau akan menikahi Yuri?” Tanya Donghae tiba-tiba. Siwon menoleh sekilas dan tersenyum.
“Entahlah… Mungkin nanti setelah aku melamarnya” Tuntas Siwon santai.
“Ck kau ini.. Suka sekali mengulur-ulur waktu” Kilah Donghae. Jalan yang mulus ditambah angin dari pesisir laut Jeju membuat Donghae terlihat fresh. Siwon memang lebih memilih membuka kaca mobilnya untuk menikmati angin laut, ketimbang angin ac mobilnya. Donghae menoleh kekaca mobil disampingnya. Tatapannya tampak menerawang. Jeju memang indah, membuatnya melupakan semua beban pikirannya sejenak.
“Sebuah kebodohan jika seorang lelaki tidak bisa menjelaskan sebuah permasalahan kepada istrinya. Misudertsanding sedang menimpa aku dan istriku tampaknya” sela Donghae kemudian. Siwon hanya diam sambil menyetir mobil dengan tenang.
“Aku bahkan tidak mampu menahan Yoona untuk tetap berada disampingku. Aku laki-laki yang bodoh” Donghae menyenderkan badannya dibangku mobil. Matanya kembali terasa kosong. Dari bola matanya tersirat perasaan takut dan cemas kehilangan istrinya hanya karena masalah yang tidak disengajakan.
“Sudahlah Hae. Kau kesini bukan untuk curhat masalah rumah tanggamu padaku bukan?” Siwon sebenarnya merasa iba dengan permasalahan Donghae dan Yoona, tapi dia tidak ingin Donghae terlalu larut dalam masalahnya, yang akhirnya selalu membuatnya stress.
“Cih kau ini sahabat yang tidak bisa diandalkan” dengus Donghae kesal. Siwon tersenyum samar, setidaknya dia telah membuat Donghae sedikit lupa dengan masalah yang menimpa sahabatnya itu
Keduanya pun tenggelam didalam kesunyian. Bukan karena canggung, mereka tidak mungkin bisa canggung apalagi mereka sudah bersahabat sejak kecil. Mereka hanya ingin tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing tanpa ingin diusik ataupun mengusik satu sama lain.
•••••
“Tadaa kita sudah sampai….” Pekik Siwon riang.
“Kau akan berlibur diresort ini”
Mata pekat Donghae menatap keseluruh tiap sudut disekitar resort tersebut. “Resort baru?” Ujarnya akhirnya.
“Ne ini resort baru… Baru dibuka satu bulan yang lalu” Siwon mengangguk pasti.
“Nah selamat menikmati hari liburmu Hae. Besok aku akan mengunjungimu lagi” Siwon menurunkan Donghae tepat di depan halaman ballroom Resort tersebut.
“Ne” jawab Donghae lesu. Setelah Siwon meninggalkannya. Donghae menghela nafas pelan.
“Seharusnya dia menemaniku” gumamnya kesal. Kakinya pun mulai melangkah pergi membawa serta Koper silvernya digenggaman tangannya. Matanya melirik kesemua sudut ballroom resort tersebut. Hingga akhirnya seorang namja menawarkan diri untuk membawa kopernya.
“Mmh.. Apa anda tuan Lee Donghae?”
Donghae mengangguk “ne saya Lee Donghae..”
“Oh iya silahkan.. Teman anda Tuan Choi Siwon sudah memesankan satu kamar untuk anda.. Silahkan lewat sini tuan” Donghae mengikuti arah jalan pelayan hotel tersebut. Mereka menaiki sebuah lift. Diliriknya jari telunjuk pelayan hotel tersebut, jarinya menekan tombol 6. Tampaknya kamarnya berada dilantai 6. Kakinya sesekali mengetuk-ngetuk lantai lift tersebut sekedar menghilangkan jenuh dikepalanya.
‘Ting’
Keduanya kembali melanjutkan perjalanan mereka, hingga akhirnya mereka sampai disebuah lorong resort mewah tersebut. Mata Donghae dapat menangkap dengan jelas gambaran ukiran cantik disetiap dinding-dinding lorong tersebut menambah kesan mewah Resort tersebut, tentu saja membuat seorang Donghae dapat terpukau dan terpesona melihat ukiran indah tersebut.
“Presedir” Donghae menengok kearah pelayan didepannya, pelayan tersebut tampak membungkuk samar. Dan dengan jelas dapat dia lihat seorang yeoja yang disampingnya ada seorang namja yang tampaknya keduanya sedang tersenyum kearah pelayan tersebut. Tapi Donghae tidak melihat sosok yeoja tersebut, karena tubuhnya dan tubuh yeoja itu tepat bersampingan dengan haluan yang berbeda. Hingga jarak mereka berbeda 6 langkah Donghae merasakan sesuatu didiri yeoja tersebut. Bau, bentuk badan yeoja tersebut Membuat Donghae merasakan sesuatu didiri yeoja tersebut, sesuatu yang dia kenali, iya sesuatu yang dirasanya sangat dekat dengan dirinya. Perasaan batinnya membuat tubuhnya terpaksa menatap kebelakang, sekedar melihat bayangan yeoja tersebut.
Tanpa dia sadari ternyata yeoja tersebut melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan. Matanya membulat sempurna, jelas saja perasaan itu muncul. Yeoja itu.. Yeoja yang membuat pikirannya kacau selama ini, yeoja yang membuatnya cemas sekali. Lee Yoona istri tercintanya.
Yoona tampak terkejut tapi tak lama wajahnya berubah menjadi datar seperti mereka tidak saling mengenal. Yoona kembali bercengkrama dengan Lee Seunggi, seperti tidak terjadi apa-apa. Hingga kedua orang itu menghilang dari sudut mata Donghae. Donghae menyentuh bagian dadanya. Rasanya sakit sekali, dia tidak bersalah bukan? Lalu mengapa istrinya begitu kejam dengannya. Bersama lelaki lain sedangkan Donghae tau jika Yoona mengetahui Kebiasaan Donghae yang akan selalu marah jika melihat dirinya bersama lelaki lain. Yoona membuatnya sangat terluka hari ini.
Adakah yang lebih menyakitkan dari ini. Diabaikan oleh orang yang kita sayangi. Apakah itu terasa adil bagimu dia mengabaikanmu hanya karena sebuah kesalah pahaman yang begitu bodoh.
“Tuan ini kamar anda” Donghae yang tengah tertegun pedih segera terbuyar lamunannya, dan dengan berat hati dia menengok kebelakang. Terlihat sosok resepsionis *Mian klw Slh Tlisannya* berdiri didepan salah satu pintu kamar resort tersebut.
***
Donghae merebahkan dirinya kasar diatas ranjang king sizenya. Matanya terpejam karena kejadian beberapa menit lalu, yang kini tengah terngiang-ngiang kembali diotaknya. Tangan kanannya menyentuh dadanya. Tak lama ringisan keluar dari bibirnya. Donghae menangis… Rindu yang menyakitkan, walaupun mereka bertemu tetap saja rindu itu masih menghampiri tubuhnya. Tangannya tak sampai untuk memeluk Yoona, menghirup dalam-dalam aroma khas tubuh Yoona yang baginya adalah sebuah candu.
Donghae menangis…. Apakah ini hadiah untuknya.. Dia merindukan Yoona.. Dan itu cukup membuat hatinya terasa perih apalagi rindu itu tanpa sebuah kepastian yang pasti dari Yoona.. Dan ketika mereka bertemu, malah menambah luka dihatinya, bisakah Yoona tidak terlalu dekat dengan namja itu, bisakah Yoona menjaga hatinya hanya untuk Donghae? . Biarkan Donghae mencintai Yoona tanpa sebuah hambatan yang membuat batinnya begitu tergores.
Pemahaman dan pengertian adalah otak dari mencairnya suatu masalah. Jika kau tidak dapat menemukan pemahaman dan pengertian dari masalah itu, maka masalah itu tidak akan pernah ketemu ujungnya, yang hanya akan berakhir tanpa suatu kualifikasi yang benar.
****
“Mmh.. Yoona-ssi” Yoona segera terkesiab dari lamunannya saat Lee Seunggi menyentuh pundaknya lembut. Yoona menoleh kearah Lee Seunggi yang duduk disampingnya dan tersenyum ramah.
“Ne ada apa?” Tanya Yoona ramah.
Lee Seunggi membalas senyuman ramah Yoona, Namja manis itu menyesap kembali Capucinno Late nya sebelum akhirnya bibirnya kembali berujar. “Gwenchana? Tampaknya kau sedang tidak enak badan”
Yoona menggeleng cepat, seolah mengatakan itu tidak benar. “Anio.. Aku tidak sakit” jawabnya cepat.
Lee Seunggi mengangguk mengerti. Mereka kembali diam dan menikmati pesanan minuman mereka masing-masing. Tanpa Yoona sadari Lee Seunggi tengah memperhatikannya dengan senyum samar tertera diwajahnya. Yoona hanya asyik memandangi gelasnya.
“Kau sudah lima bulan tidak mengunjungi Seoul, dan eummhh, apa kau tidak rindu pada suamimu, Lee Donghae?”
Yoona hanya tersenyum kecil, Sembari kembali menyesap minumannya. Menghela nafasnya panjang, pertanyaan yang harusnya dia jawab dengan mudah, tetapi terasa kelu dilidahnya, iya dia merindukan Donghae, tetapi rindu itu mengapa terasa menyakitkan dihatinya.
“Tentu aku rindu padanya” jawab Yoona kecil.
Lee Seunggi kembali mengangguk. Bibirnya kembali bergerak kecil, bersiap melemparkan sebuah pertanyaan kedua untuk Yoona.
“Aku dengar kau sedang bermasalah dengan rumah tanggamu? Apa itu benar Yoona-ssi?” Tanyanya santai.
Yoona terhenyak dan segera menoleh kearah Lee Seunggi sebuah tatapan yang mengisyaratkan ‘Bagaimana kau bisa tahu tentang hal itu?’ Segera terarah kewajah Lee Seunggi yang kini sedang terkekeh kecil melihat raut wajah Yoona.
“Semua orang sudah tau Yoona-ssi. Bahkan kalau tidak salah kau sudah memberikan surat percerain untuk Donghae-ssi tanda tangani” Yoona hanya menunduk sedih.
“Yoona-ssi maaf jika aku lancang, tapi apa masalah kalian begitu besar, hingga surat percerain sudah berada ditangan kalian? Jika surat perceraian sudah ditangan artinya tidak ada pilihan lain” lanjut Lee Seunggi bijak. Tak lama namja itu bangkit dari duduknya, lalu menepuk pundak Yoona sembari tersenyum kecil, dan melangkah pergi.
“Aku minta bir…” Pesan Yoona kepada seorang pelayan. Pelayan tersebut mengangguk dan mengambilkan Yoona sebotol bir.
Tanpa dia sadari tangan kirinya menyentuh jari manis tangan kanannya, tangan kirinya dapat merasakan sebuah benda tengah melingkar manis dijari manisnya, matanya menoleh kearah benda tersebut, bersamaan dengan itu seulas senyum kecil dan air mata menetes dipipinya. Matanya dapat menangkap sebuah ukiran nama dicincin tersebut. -Donghae- Yoona tersenyum kecil memandangi cincin yang terbuat dari emas dengan sebuah berlian menjadi mahkita di cincin tersebut. Tangan kirinya bergerak menghapus air matanya.
“Presedir…” Yoona menoleh kebelakang, dan dapat dilihatnya seorang pelayan dengan jas berwarna hitam menghampirinya.
“Orang didalam ruangan khusus itu meminta anda menemuinya” Yoona sedikit heran, bahkan alisnya saling bertautan. Siapa orang itu?.
Yoona segera melangkahkan kakinya ketempat yang ditunjuk oleh pelayan tersebut.
Bukannya ini ruangan khusus yang dipesan bila sedang ada pesta, tapi mengapa dia tidak melihat banyak orang didalamnya, matanya meneliti setiap sudut ruangan tersebut, tak lama tangannya bergerak untuk menutup pintu ruangan tersebut, matanya menangkap seorang namja tengah duduk di sofa besar, dengan tangan menggenggam gelas wine sambil menunduk.
Yoona mendekati namja tersebut, merasa kenal dengan postur tubuh namja tersebut. Tangannya bergerak untuk menyentuh pundak namja yang memakai kemeja biru tersebut, dengan lengan dilipat. Yoona mendudukan dirinya disamping namja tersebut.
“Apa anda mencari saya….?” Tanya Yoona ragu. Perlahan Namja tersebut menoleh kearahnya. Dengan tatapan dingin.
Yoona menatap tak percaya matanya membulat sempurna, bahkan tangannya yang tadinya tengah menyentuh pundak namja itu, refleks berpindah menutup mulutnya tak percaya. Namja ini?! Namja yang tengah dia rindukan tadi bukan?.
“Oppa…” Kagetnya suaranya bahkan terasa tertahan, hanya karena melihat tatapan namja itu. Tatapan yang baru dilihatnya kali ini. Tak ada tatapan kasih sayang tertera diwajah namja itu.
“Kau jahat Yoona-ah..” Yoona mengerutkan dahinya, apa namja ini mabuk?.
“Donghae Oppa” Yoona perlahan menyentuh kantong mata Donghae yang terlihat sedikit menggelap. Tak lama tangannya menyentuh pipi Oppanya kasihan.
“Ini yang kau mau bukan? Melihatku seperti ini” jawab Donghae dengan kekehan datar yang terdengar miris ditelinga Yoona, Yoona menggigit bibir bawahnya, matanya menatap kebawah, tak berani menatap Donghae yang kini tengah menatapnya lekat. Seketika tubuhnya terasa bergetar, bagaimana bisa orang yang dicintainya malah membuat dirinya merasa begitu salah dan bodoh.
Yoona merasakan tangan Donghae menyentuh tangannya yang sedang menyentuh pipi Donghae, Donghae mencengkram tangannya kuat. Dia tau jika cengkraman Donghae membuatnya merasa kesakitan. Tapi Yoona tidak bisa berkutik, dia hanya bisa diam, terdiam dibalik kerisauannya. Keringat dingin mulai mengucur tubuhnya saat dirinya merasa Donghae tengah menarik tubuhnya agar lebih dekat lagi dengan namja itu.
Dengan keberanian yang cukup, Yoona menatap Donghae yang tengah menatapnya tajam. Yoona hanya diam ketika kini giliran tangan Donghae yang menyentuh pipinya, keningnya, dan terakhir mengusap bibirnya, perlahan tatapan namja itu berubah, tatapan lembut. Tatapan Khas yang dulu selalu namja itu singgungkan padanya.
“Aku mencintaimu, mengapa kau tidak bisa membiarkanku menjelaskannya. Apa kau ingin aku segera mati, karena memikirkan surat perceraian itu..” Yoona hanya diam rasanya ingin sekali dia menjauhi Donghae, sekedar untuk mengatur detak jantungnya. Dia sangat rindu pada Donghae, dan kini jarak mereka sangat dekat, ingin sekali Yoona memeluk Donghae, tapi bukankah saat ini ada sebuah jarak yang sangat rumit, sedang melintang panjang diantara keduanya.
Yoona memberanikan diri menjauhi Donghae, tapi dengan cepat Donghae menarik tubuhnya kembali merapat dengannya. Membuatnya merutuki dirinya sendiri, karena tak cepat pergi sedari tadi.
“Aku…” Ucap Yoona kecil, Yeoja itu menghela nafas panjang “ingin pergi…” Lanjutnya.
Donghae mendesah “kau ingin bersama namja itu, namja yang sudah mengisi hatimu selama lima bulan ini? Namja yang sudah mampu menggantikanku dihatimu” ujar Donghae dingin tapi terdengar tegas.
“Kembalilah padaku Yoona… Kau.. Kau salah paham, yeoja itu …” Setitik air mata keluar dibalik pelupuk mata nya, dari pancaran matanya. Dapat Yoona rasakan sebegitu menyakitkan tindakannya selama ini pada Donghae.
“Kau salah aku tidak pernah berselingkuh Yoona. Saat itu seketarisku hanya ingin mengambil map didepanku, tapi malah tak sengaja terjatuh dipangkuanku..” Jelas Donghae.
“Kenapa tanpa penjelasan yang pasti dariku kau sudah pergi bersama pria lain Yoong? Apa kau tak menyayangiku lagi?”
Yoona menggigit bibir bawahnya takut. Bukannya dia bodoh? Rasa bersalah bergejolak dihatinya. Donghae tersiksa karenanya. Dia merasakan sesuatu, dia dapat merasakan Donghae membuka jarak diantara mereka, donghae sedikit berpindah tempat. Mengapa Donghae begitu? Tetaplah seperti tadi… Yoona benar-benar ingin mereka seperti tadi.
“Hanya karena itu kau membuatku tersiksa… Bisakah kau mendengarkanku secara perlahan….” Donghae meraih jasnya, lalu bangkit dari duduknya. Dia melangkah pergi tanpa menengok kearah Yoona yang kini terduduk kaku sambil menatap kepergiannya cemas.
“Kau bisa temui pacarmu itu.” Ujar Donghae saat langkahnya terhenti sejenak. Tanpa menengok kearah Yoona. Lalu kakinya kembali melangkah meninggalkan Yoona yang kini sudah menitikkan air matanya. Segalanya bisa berakhir hanya karena kesalahnnya, mendengar sesuatu yang padahal topik itu sangat penting baginya, badannya terasa melemas seketika. Mengapa dia merasa, dia lah yang tersakiti sekarang, tersakiti oleh cinta dan sikapnya. Bagaikan sebuah bunga tanpa tangkainya, yang akan mati secara perlahan.
Donghae tersenyum miris. Dia sepertinya akan mengira jika hubungannya bersama Yoona akan benar-benar hancur, tak ada kesempatan lagi baginya dan Yoona. Sama-sama hancur karena sebuah kesalahpahaman, dan yang lebih parah akan berakhir dengan sebuh penyesalan, yang memang selalu datang diakhir. Donghae merasa sesuatu menohok hatinya, yeoja itu, apa dia berselingkuh dibelakangnya, selagi Yoona sedang bermasalah dengan dirinya. Dia tidak mengiri segalanya akan menjadi begini. Takdir memang dapat merubah segalanya segalanya dalam satu waktu.
Donghae terpaksa menghentikan langkahnya saat dia merasa sebuah lengan kecil tengah melingkar dipinggangnya. Dia terkesiab dan segera menatap tangan kecil dipinggangnya. Dia dapat merasakan sebuah tubuh kecil mendekap tubuhnya hangat dari belakang, dia juga dapat merasa punggungnya basah. Hey apa yeoja ini menangis?.
“Kajima… Jangan tinggalkan aku Oppa..” Yoona menangis tersedu-sedu, Donghae menghela nafas panjang. Apa yeoja ini menyesal?.
Donghae mengelus telapak tangan Yoona dipinggangnya. Seulas senyum kecil tampak diwajahnya, Yeoja itu kembali menjadi dirinya. Suara tangis Yoona begitu lucu, mengingatkannya pada moment mereka yang begitu manis, Bukannya tangisan itu juga termasuk dalam kategory Moment mereka.
“Oppa Mianhae… Aku mohon maaafkan aku.. Aku bodoh tak mau mengertimu.. Maafkan aku Oppa” isakan Yoona membuat Donghae merasa haru. Aigoo gadis ini menyesal.
“Aku tidak berselingkuh Oppa. Sungguh, Lee Seunggi hanya seorang pelanggan yang akan menyewa Resort ini.. Makanya aku membantunya menjelaskan kelebihan diresortku ini” jelas Yoona cepat.
Donghae melepaskan pelukan Yoona, dan membalikkan tubuhnya menatap yeoja cantik yang kini tengah sedikit terisak. Donghae memeluk Yoona, menghirup dalam-dalam aroma rambut yeoja itu. Yeoja yang sudah dia rindukan selama ini. Entahlah tiba-tiba dia merasa lega dengan penjelasan yang Yoona berikan padanya.
“Kau tau Appamu sempat menamparku, karena dia mengira aku membiarkanmu pergi. Tapi untunglah ada eommamu. Appamu tidak mau mendengar penjelasanku sampai habis.”
“Omo! Benarkah? Mianhae Oppa .. Jeongmal maafkan appaku”
“Kau dan appamu itu sama bukan seorang pendengar yang baik” ejek Donghae halus. Membuat Yoona mengerucutkan bibirnya sebal.
“Aku kan sudah minta maaf Oppa” jawab Yoona pelan.
“Tchh sekarang ayo kita ke seoul, selesaikan masalah kita” bisik Donghae pelan.
Yoona mengeratkan pelukannya dan menutup matanya, merasakan kembali pangkuan pundak Donghae didagunya, sangat nyaman seperti dulu.
Yoona mengulum bibirnya sebelum akhirnya dia mendengus “Shiro! Aku sibuk, kau saja yang pulang Oppa”
Donghae terkekeh kecil. Seperti anak kecil pikirnya.
“Alasan!. Bukannya kau ingin bercerai denganku?”
“Tidak mau! Aku kan sudah tau maksud dari masalah ini! Dan terbukti kau tidak menyelingkuhiku”
“Chh dasar anak kecil. Makanya jadilah pendengar yang baik, jangan hanya mau selalu didengarkan.” Yoona terkekeh kecil. Donghae melonggarkan pelukan mereka sebelum namja itu menatap lekat Yoona.
Belum sempat Yoona menjawab ucapannya itu ,Yoona  telah dibuat membeku dengan tindakan Donghae , bibirnya ia sapukan kebibir Yoona dan mengecupnya hati-hati . Terkejut memang , namun tidak ada sikap penolakan yang bisa Yoona tunjukkan karena dirinya pun tampaknya sadar juga menginginkan ini.
Lama terjadi kontak bibir diantara Yoona dan Donghae sampai donghae sendiri yang mengakhiri ciumannya. “Aku benar-benar mencintaimu Yoong”
••••
“Oppa!!!” Yoona terus saja memekik kencang, Donghae hanya tertawa. Iya saat ini mereka sedang menaiki mobil sport tanpa atap. Donghae memakai setelan santai dengan kacamata hitam sedang mengendarai mobil tersebut, sembari menyusuri deretan jalan yang dipinggirnya sudah langsung bertemu pantai atau laut. Yoona mengenakan kaca mata hitam dengan topi beringgiran terus saja melebarkan kedua tangannya sembari memejamkan matanya, merasakan kembali kebahagiaaan kebersamaan mereka.
Yuri dan Siwon yang memandangi mereka dari pantai hanya menggeleng kecil.
“Oppa bukannya itu Yoona dan Donghae Oppa?”
“Mmh… Wae?”
“Bukannya mereka akan bercerai?”
Siwon terkekeh kecil sebelum akhirnya menjawab pertanyaaan Yuri.
“Sepertinya tidak jadi… Donghae sudah menyelesaikannya dengan benar”
“Oh begitu… Lalu bagaimana Donghae Oppa bisa tau Resort milik
“Kalau itu dia tidak tau. Aku saja yang sengaja menjebaknya menginap disana agar bisa bertemu Yoona.”
Yuri hanya mengangguk kecil seulas senyum kecil tampak di bibirnya ‘seorang Cupid’ segera menguasai ruang lingkup pikirannya. Yuri berjalan kecil menuju air laut untuk menikmati air tersebut.
“Yuri kau mau kemana?” Siwon mengejar Yuri yang tengah jalan mendahuluinya.
***
“Huwaa suamiku tampan sekali, Lihat rambutmu melayang-layang lucu” Yoona duduk kembali dan melemparkan senyumnya pada Donghae.
“Tch… Kau baru sadar suamimu ini sangat tampan?” Donghae menatapnya Yoona sekilas. Yoona mengulum bibirnya sejenak sebelum akhirnya Yeoja manis itu melempar senyumannya kepada Donghae, dan merangkul lengan kanan Donghae.
“Kalau aku Oppa?”
Donghae tersenyum menggunakan tangan kirinya yang tengah menyetir, dengan cepat dia lepaskan sejenak lalu mengelus puncak kepala Yoona.
“Kau mau tau?” Yoona segera mengangguk cepat.
Dengan smirk kecilnya Telunjuk tangan kanannya menyentuh bibirnya “Cium aku kalau begitu”
Yoona segera menjauhkan dirinya dengan Donghae, ditatapnya nanar Donghae yang kini terlihat santai dengan fokusnya menyetir mobilnya. Apakah harus begitu jika sedang berbicara dengan Donghae, namja ini memang menyebalkan.
“Kau ini ! Masa begitu saja meminta ciuman dariku, menyebalkan”
“Hanya ciumanmu dibibirmu yang dapat membuatku berbicara dengan benar, kajja cium aku. Kita sudah lama bukan tidak bertemu” balas Donghae dengan santainya.
Yoona kembali mendengus kesal. Tapi bukannya Oppanya benar. Dia tidak bertemu sudah lama sekali, Yoona mencengkram ujung gaun selututnya kuat.
“Oppa…”
“Mmh” jawab Donghae tetap fokus menyetir.
“Bisa kau pinggirkan mobil ini didekat pantai itu” Tunjuk Yoona. Donghae tersenyum dan dengan cepat dia arahkan mobil mereka menuju pantai tersebut.
Dengan cepat Yoona keluar dari mobil mereka, dan mencengkram kuat lengan Donghae kuat untuk mengajaknya berlari bersama Yoona mendekati air laut tersebut.
“Lihat Oppa neomu yeoppo!”Donghae menatap kearah yang ditunjuk Yoona. Dan seketika matanya dapat melihat pemandangan yang begitu indah, matanya mampu dibuat terpesona dengan keindahan itu.
Yoona yang berada disampingnya hanya tertawa melihat ekpressi suaminya. Tanpa Donghae ketahui kini yeoja itu berjinjit kecil menggampai bibirnya, bahkan topi bulat berpinggiran bundar nan lebar, kini sudah tidak melekat lagi di kepalanya.
‘Chu’
Yoona mencium Donghae yang kini sudah terkejut dengan apa yang dilakukan Yoona. Tapi tak lama tangannya sudah melingkar dipinggang Yoona. Tangan Kanannya terjulur mengambil topi Yoona yang berada ditangan Yoona, dan diarahkannya topi itu untuk menutupi wajah mereka yang tengah berciuman dari arah utara atau arah pantai.
“Beritahu aku”
Donghae seketika tertawa. Benar bukan dirinya istrinya ini masih seperti anak kecil.
“Baiklah-baik aku beritahu ya, Kau itu sangat cantik. Memang masih banyak wanita didunia ini yang mungkin lebih cantik darimu, tapi tetap saja tidak ada yang lebih cantik darimu dihatiku” Tak sadar setiap sudut bibir Yoona terangkat kecil, memperlihatkan Yoona tengah tersenyum kearahnya. Membalas senyuman Donghae yang tersenyum teduh kearahnya.
••••
Donghae sedikit menggerutu kesal. Siapa yang berani mengganggu tidurnya dengan bertamu dijam 2 petang. Tidak mungkin itu Yoona pikirnya, apalagi bukannya hari ini Yoona benar-benar sibuk.
Donghae membuka pintu kamarnya, dan betapa kagetnya ternyata yang bertamu adalah Yoona. Mata Yeoja itu terlihat sangat lelah, bahkan kemeja yang dipakai yeoja itu sudah sangat berantakan.
“aku lelah Oppa” Ucap Yoona lirih.
“yak sudah aku bilang jangan bekerja terlalu keras mengapa kau masih saja memaksa fisikmu!?” pekik Donghae marah.
“aku hanya ingin segera menyelesaikan urusanku hari ini, agar besok kita bis acepat pulang keseoul” Donghae hanya menggeleng lemahm mengapa yeoja ini keras kepala sekali sih.
Donghae dengan cepat menahan tubuh Yoona yang nyaris jatuh. Dia segera menggendong Yoona ala bridal, dengan kaki mendorong pintu kamarnya tempatnya menginap tutup yang akan terkunci otomatis.
“Kau pasti sangat lelah, sekarang tidurlah denganku” Donghae menidurkan Yoona dengan hati-hati dilepasnya high heels Yoona dan menyelimuti tubuh mungil itu dengan selimut. Lalu memeluk Yoona.
“Bodoh… Sudah tau fisiknya sangat lemah mengapa harus dia semua yang mengerjakannya” gumam Donghae pelan, lalu mengecup sekilas dahi Yoona sebelum akhirnya Donghae memejamkan matanya untuk mengelilingi alam bawah sadarnya.
End

5 comments:

  1. kerennn chingu ....
    dtunggu ff yoomhae lainnya ya ...

    ReplyDelete
  2. unnie, FF YoonHae nya bagus .
    endingnya apalagi ..

    ReplyDelete
  3. Keren deh thor.
    sorry nggak bisa bnyk komentar, lg nggak dpt ide. ( nurul) :D

    ReplyDelete
  4. Huah!! Bagus (y) ternyata sekretaris dongek toh... cerita akhirnya lucu.. ckck masa hanya mau tau cantik atau tidak pake acara ciuman segala kkk~

    ReplyDelete

gomawo udah membaca
tinggalkan pesan chingu yaa
FF mana yang paling banyak commentnya,
FF itulah yang bakal paling cepat ku publish :D

My Blog List

  • *SOFTWARE SIPD YANG DIDESAIN KHUSUS UNTUK USAHA SIPD adalah Sеbuаh Aрlіkаѕі SIPD yang dilengkapi ѕіѕtеm реrhіtungаn Akuntаnѕі, Pembukuan yang Lengkap, dаn...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...